Integrasi Antara Uzlah Dan Amal Jama’i
Sebagai makhluk sosial dan bahkan dalam Al-quran disebutkan “insan yang lemah”, manusia tidak bisa hidup dan sukses dengan sendirinya. Namun dibalik itu semua ada faktor dan bantuan dari orang lain (endotermis) yang senantiasa berperan membantu kita, menasehati kita, bahkan membina kita dalam hal kebaikan mulai dari masalah terkecil hingga masalah yang lebih kompleks. Oleh karena itu diperlukan suatu amal jama’i atau team work untuk mencapai suatu tujuan yaitu visi dan misi yang sama dan terkumpul dalam sebuah komunitas.
Selain amal jama’i,
yang harus dipahami oleh seorang muslim adalah uzlah. Dalam ilmu tasawwuf dijelaskan tentang beberapa tingkatan
(maqam) sufi yang salah satunya adalah uzlah
yang berarti menyatukan diri hanya dengan Allah SWT. Jika dibandingkan
dengan konsep amal jama’i yang merupakan sebuah tindakan atau amalan beberapa
orang dalam sebuah komunitas, sangatlah kontradiktif secara terminologi kata
dengan uzlah.
Namun dalam konteks
Islam diajarkan bahwa pada dasarnya tidak ada dikotomi antara uzlah dan amal jama’i. Karena hal tersebut
sudah dicontohkan oleh Nabi muhammad SAW dan para sahabat-sahabatnya, yang
mengindikasikan bahwa beliau beramal jama’i (team work) dalam mencapai suatu
tujuan misalnya dalam menyusun strategi perang dan lain sebagainya. Disamping itu,
beliau juga tidak lupa untuk ber’uzlah (menyatukan diri) hanya kepada Allah
dalam waktu-waktu tertentu misalnya yang dicontohkan nabi ketika ber’uzlah di
gua hira. Inilah sebuah cerminan kepada umat islam yang hanya mementingkan
organisasinya saja tapi tidak pernah muhasabah diri atau sebaliknya hanya diam
di masjid dan anti sosial.
Oleh karena itu, salah satu
tugas yang harus dilakukan seorang muslim hari ini adalah bagaimana dapat mengintegrasikan
(menyatukan) antara amal jama’i dan uzlah agar dapat sinergis berjalan bersama sehingga
dapat menjadi pribadi muslim yang baik secara sosial dan sholih secara amal
(mahdah dan ghairu mahdah). Wallahu A’lam
bisshawab.
Komentar
Posting Komentar