DPR sebagai WAKIL [RAKYAT]?
Memang
betul bahwa DPR adalah lembaga tinggi negeri, sederhananya kita sebut Dewan Perwakilan Rakyat, namun betulkah DPR
benar-benar sebagai wakil rakyat, menjalankan tugas dan berkontribusi untuk
kepentingan rakyat. Kalau hanya ingin menjadi orang kaya, pebisnis, apalagi
menjadi perampok, jangan jadi DPR. Ini yang harus diperhatikan oleh para
Anggota DPR dalam menjalani amanahnya.
Coba
lihat realitas para Anggota DPR saat ini, orang yang awalnya biasa ternyata
berubah menjadi waah, luar biasa. Ingin menjadi DPR saja harus bayar hingga
berjuta-juta bahkan bermilyar rupiah rela untuk membayarnya. Sehingga ketika
mereka sudah menjabat dan duduk di bangku DPR, bukan nasib rakyat dan bangsa
yang dipikirkan, namun memikirkan bagaimana caranya mengembalikan modal yang
sudah mereka keluarkan mulai dari mendaftar, biaya kampanye hingga berstatus
menjadi DPR.
Sirkulasi
politik semua dapat terjadi di partai politik. Indah atau tidaknya partai
tergantung orang dan sistem yang berlaku dalam partai politik tersebut. Tapi
bukan point ini yang terpenting dalam pembahasan ini. Partai politik sekarang sudah
menjadi lahan dan tempat berlindung para koruptor. Hal ini dapat merusak memori
pikiran para remaja apalagi pelajar yang akan menjadi penerus bangsa ini. Bukan
lagi mencerdaskan bangsa, tapi membodohi bahkan merusak moral bangsa.
Saat
ini memang masih ada beberapa Anggota Dewan yang idealismenya masih kuat dalam
memperjuangkan kebenaran, namun secara kuantitas masih kalah dengan para Anggota
Dewan yang tiada henti-hentinya menindas rakyat sehingga wajar bila terkadang tidak
dimunculkan di media. Karena media pun sekarang telah dikuasai oleh orang-orang
yang berkepentingan dalam pencitraan partai politik maupun pribadinya
masing-masing.
Oleh
karena itu, penulis berharap kepada para DPR yang masih tetap istiqamah dalam
menegakkan kebenaran, jangan sampai terpengaruh atau bahkan juga larut dalam
lautan dan lingkran setan yang tak terkendalikan tersebut. Jangan karena hanya melihat
ada DPR yang korupsi dan tindakan jorok lainnya malah dicontoh dan diikuti oleh
DPR yang lain.
Rakyat
sekarang merasa repot dan bingung siapa yang harus dijadikan contoh dan
benar-benar sebagai Wakil Rakyat. Wajar jika anak muda sekarang ditanyakan,
pekerjaan apa yang dapat mempercepat merubah nasib dari latar belakang biasa
menjadi kaya raya dan waah, jawabannya satu yaitu masuk di partai politik dan
menjadi wakil rakyat. Menjadi koruptor seakan sudah mendarah daging dalam
mental negeri ini. Sungguh ngeri melihat realitas negeri ini. Semua sudah tergila-gila
terhadap uang yang sebenarnya bukan menjadi haknya.
Sudah
tidak pantas lagi mereka (DPR) selalu dibangga-banggakan, dihormati,
diagungkan, bahkan disebut Wakil Rakyat sekalipun. Benar sekali kalau dalam
suatu kitab dijelaskan bahwa “setiap manusia
nanti akan dibangkitkan sesuai amalnya selama di muka bumi dengan wajah dan
bentuk tubuh yang berbeda”, dan bentuk tikus lah minimal untuk mereka
(koruptor). Semuanya telah dikendalikan dengan dorongan hawa nafsu. Hanya di
tangan para pemuda perubahan negeri ini akan menjadi lebih baik. Tentunya dimulai
dari diri sendiri dan orang lain yang ada di sekitar kita.
Jika
hal ini dibiarkan, maka rantai lingkaran setan akan tetap melaju tanpa ada
kendali dan kontrol baik dari internal maupun eksternal. Sistem demokrasi pun
sedikit demi sedikit akan pincang disebabkan oknum yang tidak bertanggung jawab
dan tidak konsisten. Namun satu saat penulis berharap Indonesia menjadi bangsa
yang besar, bangsa yang penuh dengan kejujuran, amanah dan muncul kesadaran
bersama bahwa Indonesia bisa berubah. Tanpa harus dihiasi dengan korupsi,
kolusi, nepotisme, suap dan kejahatan lainnya.
Komentar
Posting Komentar