------( Alam Kubur Sebagai Terminal Terakhir )------



       Allah berfirman dalam Al-qur’an bahwasanya ”Apabila ajal sudah tiba, maka tidak tidak satupun yang dapat memajukan atau mengakhirkan waktu ajal”. Rasulullah juga bersabda bahwa kubur adalah tempat pertama dari segala tempat di akhirat dan tempat terakhir dari segala tempat yang ada di dunia.
       Terminal terakhir sebenarnya bukanlah terminal pulogadung di Jakarta, bukan pula terminal bungurasih Surabaya akan tetapi terminal terakhir yang hakiki adalah alam kubur yang akan kita tempati semua. Disinilah kita akan tinggal, orang tua yang banyak berjasa kepada kita, para idola yang diagung-agungkan kita di dunia, bahkan Nabi Muhammad pun sebagai manusia terbaik sepanjang zaman juga mengalami proses di Alam Kubur. Sebelum kita dibariskan di padang mahsyar dan penentuan ke neraka ataupun surga kita harus melewati yang namanya kubur.
       Di kubur inilah tempat penentuan kita selamat atau tidak di alam akhirat nanti. Kubur adalah tempat yang gelap, seram, sempit, apabila selama di dunia kita bertetangga dengan semua manusia yang beraneka ragam dan dihiasi dengan kemewahan, namun di alam kubur kita tinggal sendiri bersama ular yang besarnya sebesar leher unta, kalajengking, cacing tanah yang senantiasa memakan badan kita yang selama di dunia kita rawat setiap hari dari cahaya terik matahari.
      Kubur tidak pernah mengenal nasab atau keturunan, jabatan atau pangkat misalnya  presiden dengan pangkat presidenyya, dewan perwakilan rakyat, wali kota, bupati, camat, para kyai dan status sosial apapun selama di dunia. Jika kita lihat realitas bahwa manusia saat ini sudah lupa akan kehidupan yang kekal yakni akhirat, sudah lupa apakah benar-benar siap menghadapi maut (mati) yang semua manusia tidak tahu kapan tibanya. Manusia sudah disibukkan dengan gemerlap dunia yakni dengan rumah yang mewah, mobil mewah, istri yang cantik, anak yang banyak dan pangkat  serta kekayaan saham, namun semua itu tidak berarti apa-apa dihadapan Allah dan yang pasti kemewahan tersebut tidak akan pernah dibawa ke alam kubur.
        Di kubur inilah kita semua akan kembali, akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah melalui malaikat munkar dan nakir selama hidup di dunia. Imam ghazali pernah berkata bahwa jika kalian (manusia) memang tidak mau menyembah kepada Allah, ingin bebas tanpa peraturan, sombong tidak mau berdzikir kepada Allah, maka silahkan pergi dari dunia dan jangan hidup di muka bumi lagi, silahkan cari tempat lain untuk memuaskan nafsumu. Ingat wahai saudaraku bahwa kita hidup di dunia diciptakan oleh Allah hanya untuk mengabdi (menyembah), amar ma’ruf nahi mungkar, yang semua amal tersebut akan kita nikmati di akhirat nanti. Kita hidup di muka bumi, mendirikan bangunan-bangunan mewah, hotel bintang lima, semuanya itu milik Allah. Tidak pantas untuk menyombongkan diri karena pada hakikatnya tidak ada yang dapat kita sombongkan baik amal, ilmu maupun ibadah yang kita lakukan. Sehingga apabila para sahabat Rasulullah mendengar tentang siksa kubur, mereka berkeringat karena sangat takut mengingat siksaan kubur yang amat pedih. 
         Dalam kitab Mizanul Kubra dijelaskan bahwa “apabila mayat diantarkan ke alam kubur selama di perjalanan ada empat permintaan mayat : wahai anakku, saudaraku, tetanggaku, aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Pertama hutangku mohon dibayari, keluargaku mohon dijaga, maafkan segala kesalahanku yang aku perbuat, dan selamat berjumpa nanti di akhir kiamat”. Tidak ada penolong selain amal kebaikan (amal jariyah) yang kita perbuat selama di dunia, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan. Sekecil apapun amal kebaikan atau keburukan yang kita lakukan, pasti akan mendapatkan balasan nanti di akhirat. Sebagaiman firman Allah di akhir surat Al-zalzalah, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun maka dia juga akan melihat balasannya”.
      Maka dari itu, terangilah kubur dengan amal baik kita, sedekah, hidup rukun dengan semua orang, senang mengasuh anak yatim, senantiasa bangun setiap malam untuk beribadah dan dzikir kepada Allah, saling menghormati dan mengasihi kepada semua orang. Maka insya allah, kita akan memetik hasilnya nanti di akhirat. Man yazra’ yahsud, barang siapa menanam maka akan memanen. Perbanyaklah kita menanam kebaikan, istighfar terhadap semua kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan selama di dunia agar di akhirat nanti mendapatkan ampunannya dan selamat dari siksaan Allah. Semoga kita diselamatkan dari siksa kubur dan berkumpul dengan orang yang selamat serta mendapatkan syafa’at Rasulullah dan berada dalam naungannya. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Valentine; Sebagai Hari Menutup Aurat International

KADO BUAT AYAH

-------( Tugas Kita Hanya Menyampaikan )-------